Pernah Anda berpikir kenapa lada panjat bisa menjadi lada perdu? Apa sebenarnya perbedaan antara lada panjat dan lada perdu? Jika Anda pernah berpikir demikian hal itu sesungguhnya sangatlah amat wajar.
Sebab, padamulanya lada perdu merupakan lada panjat yang kemudian terus dikembangkan menjadi lada perdu. Hal itu tujuannya antara lain adalah untuk lebih menghemat lahan dan meningkatkan hasil panen.
Sebagian kalangan ada yang berpendapat bahwa pembibitan lada perdu pertama kali dibuktikan keberhasilannya oleh Winters dan Muzik (1963).
Keduanya membuktikan bahwa tanaman lada yang diperbanyak dengan cabang lateral atau cabang buah akan menghasilkan lada perdu, yang memiliki kisaran ketinggian antara 90cm hingga 120 cm.
Pada prinsipnya tanaman lada bisa diperbanyak secara generatif maupun secara vegetatif.
Perbanyakan tanaman lada secara generatif atau dengan biji cenderung akan menghasilkan tanaman yang tidak seragam dan lambat berbunganya. Sebab itu pembibitan lada dengan metode generatif hanya dilakukan pada skala penelitian.
Sementara masyarakat umum baik dari kalangan petani maupun dari kalangan pengusaha lada cenderung lebih menggunakan metode vegetatif untuk melakukan pembanyakan pembibitan baik untuk menghasilkan lada perdu maupun lada panjat.
Metode vegetatif atau setek dinilai jauh lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan metode generatif.
Di sisi lain metode vegatatif akan menghasilkan bibit lada, baik berupa lada perdu maupun lada panjat, akan lebih seragam dan memiliki sifat-sifat genetik yang sama dengan induknya. Lebih dari itu dengan metode setek ini membantu tanaman lada untuk lebih cepat berbuah.
Padamulanya, perbanyakan tanaman lada secara vegetatif dilakukan dengan metode setek batang atau cabang sepanjang 5-7 ruas.
Perbanyakan dengan cara setek panjang ini akan menghasilkan tanaman yang bersifat memanjat (lada panjat), sehingga mutlak membutuhkan tiang penyangga (lanjaran).
Seiring dengan perjalanan waktu para pakar pertani, utamanya fokus penelitian pada lada, mulai melakukan beberapa penelitian dan inovasi.
Dari sini kemudian perbanyakan tanaman lada secara vegetatif mengalami perkembangan signifikan. Para pakar mencoba untuk melakukan setek pendek yaitu dengan cara setek satu buku ruas berdaun satu helai yang berasal dari cabang buah.
Dari sini kemudian lahirnya jenis tanaman lada perdu yang terbukti lebih ekonomis, efesien dan ekologis dibandingkan dengan lada panjat. Sederhananya, lada perdu merupakan perwujudan dari kemajuan budidaya lada baik di skala nasional maupun internasional.
Lada Perdu SebagaiThe King of Spice
Lada perdu semenjak puluhan tahun silam sudah dikenal dengan sebutan the king of spice atau raja rempah-rempah.
Hal itu disebabkan keberadaannya yang telah banyak menyita perhatian dunia. Lada perdu tidak hanya berpotensi untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun pundi-pundi dolar pun akan mengalir oleh daya pikat jenis tanaman yang satu ini.
Lada perdu merupakan salah satu High Value Product (HVP), yaitu produk yang memiliki nilai per kilogram relatif tinggi dan dapat ditangani dengan menggunakan teknologi sederhana. Lebih dati itu, semenjaka puluhan tahun silam lada secara umum telah menjadi mata komoditas perdagangan dunia.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia juga terlibat dalam pentas perdangan lada di pasar dunia? Jawabannya, semenjak puluhan tahun silam negara Indonesia sudah terlibat dalam siklus perdagangan lada di pentas pasar dunia.
Produksi lada Indonesia mempunya segmen pasar di dalam maupun di luar negeri. Dalam negeri menyerap 10% dari total produksi lada nasional.
Untuk pasar dalam negeri sendiri penyerap terbesar lada di pasar domestik adalah PT Indofood Sukses Makmur. Sementara pasar-pasar dunia (luar negeri) memiliki daya serap yang jauh lebih tinggi.
Sebab itu dalam pembuka artikel disinggung bahwa lada perdu tidak hanya berpotensi untuk mengalirkan pundi-pundi rupiah, namun juga potensial untuk menjala segepok dolar.
Produksi lada hitam dan lada putihh Indonesia rata-rata sudah mencapai 25.000 ton per tahun, dengan peluang pasar ekspor yang hingga saat ini masih terus terbuka luas.
Lada putih Indonesia juga memiliki peluang pasar yang cukup kompetitif dan 80% dari seluruh produksinya dipasok ke pasar dunia, dengan kisaran klasifikasi; 46% diserap oleh negara-negara di Eropa, 31% diserap oleh negara-negara di Amerika, dan sisanya diserap oleh negara-negara lain di seluruh belahan dunia.
Hal itu membuktikan bahwa budidaya lada tidak hanya akan mendatangkan pundi-pundi rupiah, namun juga segepok dolar pun akan mengalir.
Kabar bahagianya lagi, hingga saat ini peluang pasar budidaya lada masih terbuka lebar. Hal itu terlihat dari adanya peningkatan konsumsi lada dari 55 g menjadi 75 g per kapita per tahun dan daerah pemasaran semakin meluas.
Cara Budidaya Lada Perdu Di Pekarangan Rumah
Lada perdu atau Merica Perdu adalah jenis tanaman lada yang tidak menjalar. Tanaman lada perdu tidak memiliki sulur panjat, sebab itu tanaman ini tidak bisa memanjat. Lada perdu tumbuh sebagaimana tanaman perdu pada umumnya.
Jenis tanaman ini juga sangat cocok untuk dibudidayakan di lahan pekarangan yang sempit atau terbatas. Budidaya lada perdu bisa dilakukan dengan menggunakan pot, polybag, karung goni bekas, atau di tanam langsung di tanah.
Sebagai tanaman yang dikenal sebagai The King of Spice (raja rempah-rempah) semenjak kisaran 1980-an lada perdu dapat dijadikan sebagai solusi alternatif pemikat pundi-pundi rupiah.
Selain biaya produksinya yang rendah, ekonomis dan ekologis. Lada perdu sudah banyak menyita perhatian dunia. Berdasarkan dari hasil reseach para ahli menyebutkan, kebutuhan dunia pada lada di kisaran tahun 2000, mencapai 280.000 ton, dengan asumsi konsumsi rata-rata 70 g per kapita, per tahun.
Kebutuhan tersebut seiring berjalan tahun terus semakin meningkat hingga saat ini. Maka logis apabila lada perdu dapat dijadikan sebagai tanaman alternatif pemikat pundi-pundi rupiah.
Permasalahannya, bagaimana dengan Anda yang tidak memiliki cukup lahan untuk bercocok tanam lada perdu? Menjawab hal ini, Anda tidak perlu risau, sebab untuk budidaya lada perdu Anda tidak butuh harus memiliki berhektar-hektar lahan. Anda bahkan bisa membudidayakan lada perdu di pekarangan rumah Anda sendiri.
Berikut merupakan beberapa tahapan praktis bagi Anda yang ingin membudidayakan lada perdu di pekarangan rumah dengan media pot polybag:
Persiapan bibit Lada Perdu
Langkah pertama budidaya lada perdu di pakarangan rumah media pot polybag adalah penyedian benuh. Benih lada perdu berasal dari setek cabang primer dan sekunder atau cabang primer yang menyertakan sulur panjar (setek bertapak).
Bahan benih lada perdu di semai dengan menggunakan media polybag yang sebelumnya sudah berisi tanah top soil, pupuk kandang dan pasir selama kurang lebih 3-4 bulan atau hingga dengan perkaran tanaman tumbuh baik dan kuat untuk dipindah.
Untuk merangsang pertumbuhan akar Anda bisa menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT), air gula atau air kelapa.
Persiapan Media Tanam di Pot Polybag
Budidaya lada perdu di pekarangan rumah bisa menggunakan pot atau polybad. Adapun media tanam yang digunakan adalah; tanah, arang sekam, dan pupuk kandang atau kompos.
Sediakan pot atau polybag yang minimal berkuran tinggi 40 cm dengan diameter 50 cm. Siapkan campuran tanah, pupuk kandang, arang sekam / pasir dengan perbandingan 5 : 2 : 1sebagai media tanam. Media tanam tersebut diaduk hingga rata. Setelah itu biarkan selama kurang lebih 2 minggu.
Apabila bibit lada perdu sudah berumur 4 bulan, maka bibit sudah siap untuk dipindah tanam. Buka polybag dengan hati-hati. Ingat, jangan sampai media semai pecah atau rusak.
Syarat Tumbuh Tanaman Lada Perdu
Lada perdu merupakan salah satu varietas unggul dari jenis rempah-rempah. Lada perdu dapat di tanam di berbagai daerah, karena karakteristik tanaman ini yang menjalar sehingga sangat mudah untuk mencoba budidaya lada perdu ini.
Pertumbuhan dan produktivitas tanaman lada perdu sangat di pengaruhi oleh lingkungan tempat budidaya, iklim, curah hujan dan keadaan tanah sekitar. Lada perdu memiliki keunggulan yang jarang dimiliki oleh tanaman lain yaitu kemampuan adaptasi terhadap iklim tropis yang bagus.
Di daerah-daerah penyebaran lada perdu , rata-rata berada di dataran rendah, dengan ketinggian kurang dari 500mdpl. Kondisi daerah berada di tempat terbuka hingga kondisi daerah yang semi naungan sinar matahari sekitar 70%.
Memiliki curah hujan dengan kisaran 2.200mm-3.000mm/tahun, dan juga memiliki bulan kering antara 1-3 bulan dengan jumlah hari hujan 150-170 hari. Itulah beberapa kriteria daerah penyebaran tanaman lada perdu, yang cocok dengan syarat tumbuh.
Pada saat masih berupa bibit lada perdu tidak boleh terlalu sering terkena air hujan, karena curah hujan dan kelembaban yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan jamur penyakit tumbuh subur, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dari bibit lada perdu saat penanaman nantinya.
Saat curah hujan tinggi jamur yang membawa penyakit seperti jenis jamur phythopthora sp akan berkembang biak, sehingga menyebabkan penyakit busuk pangkal.
Sebaliknya jika curah hujan cukup merata, akan memiliki dampak baik untuk pertumbuhan lada perdu, bibit lada perdu yang di tanam dalam keadaan lingkungan yang memiliki cadangan air cukup akan tumbuh menjadi tanaman sehat, kebal terhadap penyakit dan tumbuh subur tentunya.
Sehingga tumbuhan tidak terlihat layu pada daun maupun batangnya, akarnya pun akan menjalar kuat menembus tanah.
Budidaya lada perdu dapat dilakukan pada kriteria tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung unsur organik. Tanah yang baik untuk budidaya lada perdu biasanya memiliki PH 5,5-6,5, dengan keumuman PH 5,8 dan tidak memiliki unsur-unsur racun baik alami maupun karena pencemaran lingkungan.
Tanaman lada perdu membutuhkan tanah dengan drainase yang baik, daya tahan terhadap air cukup, struktur remah dan memiliki derajat keasaman yang asam sampai netral.
Hal Yang Sering Ditanyakan Terkait Lada Perdu
Apa yang dimaksud lada perdu?
Lada Perdu atau Merica Perdu merupakan jenis tanaman lada yang tidak menjalar dan tidak memerlukan tiang panjat. Tanaman lada perdu tidak memiliki sulur panjat, oleh karena itu tanaman ini tidak bisa tumbuh memanjat pada tiang panjat.
Berapa lama umur lada perdu?
Lada perdu mulai berproduksi pada umur 2 tahun, dan panen selanjutnya dilakukan setiap tahun sampai tanaman berumur lebih dari 10 tahun, tergantung pemeliharaan.
Mengapa saat ini banyak dikembangkan lada perdu?
Banyak pekebun yang memilih membudidayakan lada perdu lantaran karena lebih mudah saat dipanen. Lada perdu juga bersifat genjah, tidak memerlukan tajir sehingga biaya investasi jelas lebih murah.
Berapa jarak tanam lada?
Selain itu jarak tanam lada perdu lebih rapat 1×2 meter, sementara lada panjat membutuhkan jarak tanam minimal 2×2 meter.
Pupuk apa yang cocok untuk lada perdu?
Pupuk untuk tanaman lada biasanya diberikan dalam bentuk campuran pupuk tunggal (urea, SP-36, KCL, dan Kieserit) atau pupuk majemuk NPKMg (12:12:12:2).
Daftar Harga Bibit Lada Perdu Terbaru
- Harga Bibit Stek Batang Sulur Lada Perdu Rambat | Merica Per Pohon Panjang Rp 2.000
- Harga Bibit Tanaman Lada Perdu Siap Tanam Kualitas Unggul Rp 7.000
- Harga Bibit Stek Lada Perdu Daun Lebar Cod Rp 5.000
- Harga Bibit Lada Perdu Merica Dewasa Berbuah / Sahang Tanaman Sudh Berbuah Rp 50.000
- Harga Promo Bibit Lada Merica Perdu Rp 11.875
- Harga Bibit Tanaman Lada Perdu Lada Hitam Sahang Merica Rp 20.000
- Harga Bibit Lada Perdu Rp 12.500
- Rp Harga Promo Bibit Lada Perdu Unggulan Rp 12.350
- Harga Bibit Merica Perdu Unggul // Merica Perdu // Lada // Lada Perdu Rp 6.999
- Harga Bibit Buah Lada Merica Perdu Stek Rp 25.000
Demikianlah artikel tentang
lainnya, semoga bermanfaat buat Anda. Silahkan share barang kali orang terdekat Anda juga membutuhkan informasi ini.