Tiket kereta api Ekonomi Jogja Surabaya telah mengalami beberapa kali perubahan, baik bentuk fisik maupun nominal harga sepanjang sejarah perkeretaapian Indonesia. Infrastruktur kereta api Indonesia sebagian besar merupakan warisan dari masa kolonialisme Belanda.
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada 17 Juni1864 yang ditandai dengan pembangunan rel kereta di Desa Kemijen Semarang oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. LAJ Baron Sloet Van Den Beele. Rel kereta pertama ini menghubungkan Desa Kemijen dengan Desa Tanggung.
Hindia Belanda yang kaya akan sumber daya alam menarik minat investor untuk mengembangkan perkeretaapian, rel kereta api pertama yang menghubungkan antarkota yaitu Semarang dan Surabaya dibangun pada 10 Februari 1870. Pembangunan rel kereta tidak hanya dilakukan di tanah Jawa namun juga di Pulau Sumatera termasuk dataran Aceh dan Makasar-Talar di Sulawesi.
Saat penjajahan Jepang, pembangunan rel kereta Muaro-Pekanbaru merupakan proyek yang banyak memakan korban jiwa para romusha, ironisnya selama pendudukan Dai Nippon ini panjang lintasan kereta yang dibangun pemerintah Hindia Belanda mengalami penyusutan karena sepanjang 901 kilometer dibongkar oleh pemerintah Jepang untuk dikirim ke proyek pembangunan lintasan kereta di Burma.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Angkatan Moeda Kereta Api sebagai organisasi karyawan Kereta Api mengambil alih kendali dari pemerintah Jepang, ditandai dengan peristiwa bersejarah pembacaan maklumat pada 28 September 1945 yang kemudian dikenal dengan Hari Perkeretapian Nasional serta merupakan tanggal terbentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia.
DKARI beberapa kali mengalami perubahan nama yaitu PNKA (pada tahun 1963 hingga 1971), PJKA (1971-1991) menjadi Perumka (tahun 1991-1998) dan berubah sebagai PT Kereta Api Persero (tahun 1998 hingga 2010) dan menjadi PT Kereta Api Indonesia Persero atau PT. KAI dari tahun 2010 hingga kini.
Kereta api merupakan sarana transportasi yang menjadi favorit masyarakat Indonesia, tarifnya yang relatif murah dibandingkan tiket pesawat udara, dapat menjangkau jarak jauh tanpa khawatir terjebak kemacetan atau bau menyengat bahan bakar dan polusi udara yang sering dikeluhkan penumpang bus umum merupakan alasan utama masyarakat memilih kereta api sebagai alat transportasi.
Penduduk Pulau Jawa patut bersyukur karena ujung timur dan ujung barat pulau dihubungkan rel kereta sehingga perjalanan Banyuwangi ke Jakarta dapat ditempuh dengan kereta api dapat ditempuh dengan mudah.
Masing-masing kereta dengan rute perjalanan singgah di beberapa stasiun sebelum mencapai tujuan akhir memudahkan pelanggan untuk membeli tiket dan naik dari stasiun kereta terdekat tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan yang cukup mahal.
Seiring perkembangannya, PT PJKA dan Perumka di masanya membedakan tiket menjadi tiga kelas yaitu kelas ekonomi, kelas bisnis dan kelas eksekutif. Perbedaan ini tentu saja pada pelayanan yang diberikan.
Penumpang yang memegang tiket kereta kelas eksekutif akan mendapatkan gerbong dengan tempat duduk yang lebih nyaman, jarak antarkursi lebih lapang, sandaran kaki dan dilengkapi pendingin ruangan (AC) serta peminjaman bantal dan selimut untuk menambah kenyamanan penumpang.
Kelas bisnis mendapatkan gerbong berpendingin ruang namun kursi hampir sama dengan kursi untuk kelas ekonomi. Kelas ekonomi menjual tiket paling murah di antara ketiganya dengan pelayanan tidak istimewa.
Saat kereta api Indonesia masih dalam pengelolaan PJKA dan Perumka, penumpang kelas ekonomi harus siap tidak mendapatkan tempat duduk jika naik dari stasiun perantara jika kebetulan mengadakan perjalanan saat peak season, paling nyaman adalah penumpang dari stasiun utama sebagai awal pemberangkatan kereta.
Misalnya calon penumpang yang memegang tiket kereta api ekonomi Jogja Surabaya, ia dapat memilih tempat duduk yang masih tersedia serta dapat dipastikan duduk di tempat sesuai pesanan.
Lain halnya jika calon penumpang naik dari stasiun Solo, Sragen atau Ngawi, Madiun, Kertosono. Kemungkinan berdiri meski memegang tiket adalah nasib mengenaskan yang dapat dialami sang penumpang.
Pembenahan terus dilakukan pihak perkeretaapian Indonesia, perubahan nama perusahaan ternyata membawa dampak perubahan managemen dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Di akhir periode PT Kereta Api Persero tahun 2010 dan memasuki era PT. Kereta Api Indonesia Persero (PT. KAI) calon penumpang kereta dari stasiun manapun tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat duduk sebab PT. KAI memastikan menjual tiket sesuai tempat duduk dan kapasitas gerbong.
Tak hanya itu sejak pertengahan tahun 2013 fasilitas pendingin ruangan sehingga gerbong bebas dari asap rokok, bangku yang lebih nyaman serta toilet bersih pun dapat dinikmati penumpang kelas ekonomi untuk jurusan jarak jauh tentunya dengan penyesuaian harga tiket.
Pembelian tiket pun dapat dilakukan secara online dan calon penumpang bisa melakukan transaksi melalui PPOB, minimart berwaralaba atau agen tour dan travel terdekat.
Perubahan ini membawa dampak positif bagi citra PT. KAI. Pembenahan terus dilakukan, jalur ramai penumpang diupayakan penambahan gerbong dan pilihan kereta. Jalur Jogjakarta – Surabaya atau Banyuwangi – Jogjakarta adalah salah satu rute panjang yang diminati banyak penumpang.
Demi menyerap permintaan tiket yang cukup tinggi dari calon penumpang, maka perjalanan Jgojakarta – Surabaya dilayani dua kereta. Yaitu Sri Tanjung dan Logawa sehingga calon penumpang dapat memilih tiket kereta api ekonomi Jogja Surabaya sesuai jam keberangkatan yang diinginkannya, apakah pagi atau siang. Jika penumpang lebih menyukai memulai perjalanan di pagi hari dapat memilih KA Sri Tanjung yang berangkat dari stasiun Lempuyangan Jogjakarta pukul 07.30 WIB.
Sri Tanjung merupakan kereta api kelas ekonomi yang melayani transportasi publik rute Banyuwangi baru hingga Jogja Lempuyangan dan sebaliknya.
Dari stasiun Lempuyangan Jogjakarta hingga stasiun Banyuwangi Baru Sri Tanjung yang terdiri atas enam hingga sepuluh gerbong kereta akan melewati Stasiun Klaten, Stasiun Solo Jebres, Sragen, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Surabaya Gubeng, Sidoarjo, Bangil, Pasuruan, Probolinggo, Tanggul, Rambipuji, Jember, Kalisat, Kalibaru dan Banyuwangi Baru.
Harga tiket kereta api ekonomi Jogja Surabaya Sri Tanjung saat ini berkisar delapan puluh ribu rupiah dan pada peak season. Seperti saat libur lebaran ada kemungkinan mengalami kenaikan, harga tiket tersebut berlaku sama untuk tujuan jarak jauh. Untuk jarak dekat harga tiket berkisar lima puluh ribu rupiah.
Kereta api Logawa merupakan rangkaian gerbong kereta api yang melayani rute Purwokerto – Jember dan sebaliknya. Berangkat dari Lempuyangan Jogjakarta pukul 14.34 WIB Logawa melayani rute lengkap stasiun Purwokerto (berangkat pukul 06.00 WIB), Kroya, Gombong, Karanganyar, Kebumen, Kutoarjo, Wates, Lempuyangan Jogjakarta, Klaten, Purwosari, Solo Jebres, Sragen, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Surabaya Gubeng, Surabaya Wonokromo, Sidoarjo, Bangil Pasuruan, Probolinggo, Klakah dan Jember.
Seperti halnya harga tiket Sri Tanjung, harga tiket kereta api ekonomi Jogja Surabaya Logawa adalah delapan puluh ribu rupiah. Dan jarak pendek sekitar lima puluh ribu rupiah.
Peningkatan pelayanan untuk penumpang gerbong kereta api kelas ekonomi sempat diikuti kenaikan tarif yang cukup tinggi. Hal ini emicu protes masyarakat harga tiket Logawa misalnya sejak dilengkapi pendingin ruangan berubah dari empat puluh ribu menjadi seratus ribu rupiah.
Namun sejak tanggal keberangkatan 1 september 2013 terjadi penurunan tarif sekitar 40% karena adanya subsidi pemerintah mulai diberlakukan. Dampak positifnya tiket kereta api ekonomi Jogja Surabaya cukup terjangkau bagi kantong calon penumpang yang didominasi mahasiswa di saat akhir pekan atau liburan semester setiap tahunnya.